I and Solo Jazz Society Community played Autumn Leaves by Nate King Cole in Jagongan Jazz at Solo Grand Mall. This video was started from my Bass Solo.
Hari kemerdekaan negara kita, Republik Indonesia tanggal 17 Agustus sudah kita lewati beberapa hari yang lalu. Peringatan ini mengulangi pada hari saat Indonesia merdeka yang pada saat itu dengan berkah Allah bertepatan pada bulan Ramadhan. Allah telah merestui atas apa yang telah diusahakan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan setelah terjajah selama 350 tahun oleh Belanda dan Jepang selama 3 tahun.
Berbeda
Peringatan 17 Agustus kali ini berbeda dengan biasanya karena adanya penghormatan kepada bulan suci Ramadhan. Lomba-lomba bagi anak-anak dilaksanakan pada sore hari sambil ngabuburit, acara renungan malam yang dilaksanakan pada malam sebelum 17 Agustus dilaksanakan dengan sederhana dan tidak terlalu lama karena menghormati bagi yang sedang menjalani ibadah puasa dan yang pasti lomba makan krupuk “dilarang” sebelum berbuka puasa.
Harus “diubah”
Saya sangat senang dan bangga saat menonton upacara pengibaran dan penurunan bendera di Istana Negara. Berpuasa tidak mengganggu teman-teman pasukan pengibar bendera yang menjalankan tugas kenegaraan karena dengan partisipasinya di Istana merupakan suatu kebanggaan tersendiri.
Tapi kenapa koq orang diluar sana masih kurang bangga dengan kemerdekaan saat ini? mungkin karena semakin mahalnya biaya hidup atau bencana alam. Herannya pesimis mereka hanya berhenti pada ejekan-ejekan saja “kalau dinegara lain begini…,…disana begitu……”dan lain-lain. Ya beginilah Indonesia harus kita syukuri, kalau orang-orang yang suka mengatakan seperti apa yang disebut tadi bermaksud peduli, kenapa mereka tidak berbuat untuk merubah negara yang dicintainya, tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Seperti mengamalkan Pancasila, membuang sampah pada tempatnya, membudayakan sikap antri, melestarikan budaya, taat pada hukum, berperilaku sesuai etika dan moral, dan lain-lain guna memajukan bangsanya. Kalau hanya bergantung pada pemerintah memang tidak mudah.
Para pemenang kompetisi ilmu pengetahuan, olahragawan, pengajar, ilmuwan, pendaki gunung dunia, musisi dan orang-orang yang telah mencatat kesuksesannya di nasional dan internasional patut kita tiru dan teladani. mereka adalah putra-putri Indonesia yang telah berpartisipasi mengubah negaranya untuk masyarakat dan di mata dunia
Saatnya kita untuk merubah sikap pesimis terhadap bangsa. Jika ingin maju, kita jugalah yang harus berusaha mati-matian untuk merubahnya. Seperti pahlawan kita, karena mereka peduli dan cinta tanah air, mereka merelakan jiwa dan raga untuk mendapatkan kebebasan dari belenggu penjajah.
Saya cinta Indonesia dan saya bangga menjadi pemuda Indonesia.
(Vilya Lakstian)
Berbeda
Peringatan 17 Agustus kali ini berbeda dengan biasanya karena adanya penghormatan kepada bulan suci Ramadhan. Lomba-lomba bagi anak-anak dilaksanakan pada sore hari sambil ngabuburit, acara renungan malam yang dilaksanakan pada malam sebelum 17 Agustus dilaksanakan dengan sederhana dan tidak terlalu lama karena menghormati bagi yang sedang menjalani ibadah puasa dan yang pasti lomba makan krupuk “dilarang” sebelum berbuka puasa.
Harus “diubah”
Saya sangat senang dan bangga saat menonton upacara pengibaran dan penurunan bendera di Istana Negara. Berpuasa tidak mengganggu teman-teman pasukan pengibar bendera yang menjalankan tugas kenegaraan karena dengan partisipasinya di Istana merupakan suatu kebanggaan tersendiri.
Tapi kenapa koq orang diluar sana masih kurang bangga dengan kemerdekaan saat ini? mungkin karena semakin mahalnya biaya hidup atau bencana alam. Herannya pesimis mereka hanya berhenti pada ejekan-ejekan saja “kalau dinegara lain begini…,…disana begitu……”dan lain-lain. Ya beginilah Indonesia harus kita syukuri, kalau orang-orang yang suka mengatakan seperti apa yang disebut tadi bermaksud peduli, kenapa mereka tidak berbuat untuk merubah negara yang dicintainya, tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Seperti mengamalkan Pancasila, membuang sampah pada tempatnya, membudayakan sikap antri, melestarikan budaya, taat pada hukum, berperilaku sesuai etika dan moral, dan lain-lain guna memajukan bangsanya. Kalau hanya bergantung pada pemerintah memang tidak mudah.
Para pemenang kompetisi ilmu pengetahuan, olahragawan, pengajar, ilmuwan, pendaki gunung dunia, musisi dan orang-orang yang telah mencatat kesuksesannya di nasional dan internasional patut kita tiru dan teladani. mereka adalah putra-putri Indonesia yang telah berpartisipasi mengubah negaranya untuk masyarakat dan di mata dunia
Saatnya kita untuk merubah sikap pesimis terhadap bangsa. Jika ingin maju, kita jugalah yang harus berusaha mati-matian untuk merubahnya. Seperti pahlawan kita, karena mereka peduli dan cinta tanah air, mereka merelakan jiwa dan raga untuk mendapatkan kebebasan dari belenggu penjajah.
Saya cinta Indonesia dan saya bangga menjadi pemuda Indonesia.
(Vilya Lakstian)
Category:
News
0
comments
Langganan:
Postingan (Atom)